Title : Nude Sketch
Author : Yeoja yang masih susah nyelesein skripsinya, hohoho
Rating : NC 21 (buat anak kecil hati-hati ya dan ga sukaNC ga usah baca ya)
Cast :
- Shim changmin
- Yoon Minyoung
Warning : Typo, Abal, No Bash tapi kalau kritik membangun boleh lah. Hi3x
Bayangkan sosok changmin dengan kacamatanya di MV Superstar ya..... karena dari situ aku dapet inspirasi buat FF
berdosa ini. Gomawo juga buat C karena mau berbagi pengalamannya. hihihi
Minyoung POV
Shim changmin, namja superr duper tinggi, lebih tua 2 tahun dariku, berkacamata dan mempunyai bentuk bibir yang bisa
dikatakan seksi. Wajahnya termasuk tampan namun ketampananya agak terhalang oleh lensa tebal berbingkai yang
bertengger di hidung mancungnya. Sifatnya yang juga tertutup dan tidak terbiasa bergaul dengan yeoja makin membuat
ketampanannya seperti hilang ditelan bumi.
Kalau bertemu diperpustakaan, kantin atau area kampus lainnya pasti sendiri atau bersama dengan 2 teman sahabatnya
yakni, choi seung hyun dan lee joon. Mereka bertiga bersahabat dan menyewa sebuah rumah disekitar kampus bersama-
sama. Lee joon merupakan namja tampan dan bisa dibilang playboy sedang seunghyun adalah teman oppaku, dia sudah
lama menyukaiku. Namun dari ketiga namja ini entah kenapa karakter changmin yang unik malah membuatku ingin
mengerjainya.
Aku ingin tahu apa orang seintrovert itu akan luluh oleh godaan yeoja sepertiku. Yeoja yang dari luar terlihat alim,
sederhana dan ceria namun memiliki jiwa iblis yang haus akan belaian pria. Selain pintar dalam mata kuliah, bakat
changmin yang paling menonjol adalah menggambar. Terutama menggambar manusia dan anime jepang. Wajah dan
proporsi tubuhnya pas sekali, aku tahu hal ini karena ia sering menggores-goreskan penanya di kertas saat mata kuliah
berlangsung. Isi filenyapun terselip beberapa hasil karyanya yang bisa dibilang bagus. Pernah suatu kali saking asyiknya
changmin menggambar dia tidak sadar kalau Mr.Park berjalan kearahnya dan mengamati dirinya yang belum menyadari
kehadiran Mr.Park
“ bukannya dengerin kuliah saya, kamu malah asyik gambar ya?” kontan satu kelas jadi memusatkan perhatian pada
changmin. Dia menunduk dan menghentikan menggambarnya, ia melempar pensil ke meja lalu duduk dengan posisi
tangan bersila di atas meja
“ jeosonghamnida Mr.park aku akan memperhatikan kuliah lebih baik” ucapnya terbata-bata karena takut, aku mengulum
senyum melihat tingkahnya. Masa digituin sama dosen aja lembek.
“ jangan mentang-mentang kamu pintar, kamu jadi tidak memperhatikan kuliah yang saya brikan” ucap Mr.park lagi
dengan nada sedikit ditinggikan, membuat changmin makin ciut dan hanya bisa mengatakan maaf maaf dan maaf. Shim
Changmin aku makin penasaran pada dirimu
Suatu hari saat pada mata kuliah TOEFL, dosen yang memberikan mata kuliah itu tidak bisa hadir sehingga kami hanya
disuruh mengerjakan beberapa isian TOEFL. Karena aku sudah selesai mengerjakannya Iseng-iseng aku duduk disebelah
bangku changmin yang sedang asyik menggoreskan pensil dikertas.
“ changmin-ssi, kau dapat ide gambar darimana?” tanyaku sambil melihat-lihat gambar-gambar di filenya
“ kebanyakan idenya datang begitu saja atau dari foto. Kalau lagi iseng ya ambil pensil atau pulpen siapin kertas coret
sna-sini deh”
“ kalau udah bakat, ide bisa darimana aja ya?” tanyaku lagi dan dijawab anggukan oleh changmin sambil tersenyum.
Aigooooo senyumnya
“ wah, ini kaya song hye kyo” aku memperhatikan sktesa gambar changmin yang mirip dengan artis terkenal bernama
song hye kyo
“ iya donk, kan ngelukis dari modelnya langsung”
“ bercanda!!” sewotku tak percaya kalau dia melukis langsung song hye kyo, dia tertawa mendengar kesewotanku
“ kau memang pernah pakai archetypal (bahasa awamnya model) asli untuk ngegambar?” sambungku lagi
“ pernah, lee joon dan seunghyun korbannya” aku tertawa membayangkan kedua namja itu harus berpose beberapa lama hanya untuk dilukis
“ kenapa tertawa?” tanyanya heran, aku menggeleng sejenak
“ ani, hanya saja lucu membayangkan mereka berdua rela berpose lama hanya untuk dilukis”
“ tidak lama kok, tergantung affectionnya (hasil lukis mau dijadiin gimana). Paling lama setengah jam” jelasnya masih
dengan tangan bergerak lincah menggoret kertas putih yang sekarang sudah terlihat jelas gambarnya. Aku agak
terpekik melihat hasil gambarnya
“ changmin-ssi, itu aku?” dia mengangguk
“ huwaaa, apa wajahku seperti itu?”
“ aku hanya melihat sesekali wajahmu saat mengobrol tadi” jawabnya lagi sambil memberikan kertas gambar tersebut
padaku
“ changmin-ssi”
“ panggil aku dengan biasa saja” ucapnya lembut, aku merasakan hal yang aneh terjadi pada diri changmin, kenapa tiba-
tiba dia jadi lembut dan tak kaku berbicara padaku. Padahal setahuku selama ini changmin selalu grogi bila berhadapan
dengan yeoja. Apa aku dianggapnya sebagai namja. Dengusku kesal sambil melipat tangan didada
“ ehmm, min-ah. Bolehkan aku memanggilmu seperti itu?” dia mengangguk
“ boleh tidak sekali-kali aku jadi archetypal, aku ingin sekali-kali dilukis”
“ tadikan aku melukismu”
“ ishh beda tau. Gimana?” tawarku, terbesit ide jahilku untuk memanfaatkan sedikit keluguannya, pasti akan seru jika ia mengiyakan ajakanku. Yess pucuk dicinta ulampun tiba changmin menyambut hangat tawaranku. Ia mau melukisku.
Setelah jam perkuliahan selesai, aku mengajaknya kerumahku. Tapi dia menolak dan malah mengajaknya ke rumah
sewanya dengan alasan bahwa peralatan melukisnya ada disana. Otaku berputar bisa gawat kalau nanti seunghyun dan
lee joon tahu. Sehingga aku tanyakan terlebih dahulu keberadaan 2 namja yang sering bersama changmin tersebut. Aku
mengucap syukur berkali-kali sepertinya Tuhan melancarkan ide jahilku ini, changmin mengatakan kalau seunghyun dan
lee joon sedang mengikuti kegiatan alam di Jeju.
Setibanya dirumah sewa changmin yang berupa rumah kecil itu, dia menyuruhku untuk menunggu diruang tamu namun
aku menolaknya.
“ Ngelukisnya dikamar kamu aja ya?”
“ mwo??? Andweee, disini saja jangan dikamarku” aku lagi-lagi menggeleng
“ aku ingin dilukis beda min-ah, kalau di sini aku engga mau” ucapku manja, dan akhirnya dia menyerah dan
memperbolehkan aku untuk ke kamarnya. Aku menelusuri setiap sudut dari kamar changmin, kamarnya sangat rapi
berbeda dari kamar pria yang pernah aku lihat terutama kamar kakakku. Yoon Doojoon.
Disudut kamar terdapat rak yang berisi buku-buku, diatas rak tersebut berjejer api archetypal-archetypal rakitan dan
patung-patung kecil. Di sudut dinding yang lain terpampang banyak foto-foto serta poster-poster anime jepang. Sangat
typikal sebagai seorang pelukis. Lihat saja kacamata dan anime bedlamitenya” kataku dalam hati sambil terus mengamati
seluruh penjuru kamarnya. Sementara siempunya kamar sedang ke kemar mandi sebentar
Krekkkk
Pintu kamar terbuka lalu tertutup lagi, changmin sudah selesai dengan urusan toiletnya. Lalu iapun menanyakan apa aku
sudah siap untuk dilukis. Aku mengangguk. Lalu menyiapkan alat lukisnya. Clipboard dengan kertas-kertasnya , dan juga
tidak lupa cat air. Ia duduk disebelah Clipboardnya.
Aku perlahan membuka satu persatu kancing kemejaku, ia terlihat kaget
“ young-ah, apa kau kepanasan?” tanyanya
“ ani, hanya saja aku ingin dilukis seperti ini”
“ seperti apa?” tanyanya masih dengan tampang polos, aku meneruskan pekerjaan membuka kancing kemejaku sampai
kancing terakhir sampai kemejaku kini sudah tergeletak dilantai dan aku hanya memakai bra dan celana jeans.
“ yo...young-ah????”
“ kau pernah lihat film Titanic kan? Aku ingin dilukis seperti itu”
“ telanjang maksudmu?” aku mengangguk lalu sejalan kemudian tanganku dengan sigap melucuti celana jeansku.
Changmin meneguk liurnya, matanya tak beranjak memandangi tubuhku yang hanya berbalut bra dan celana dalam ini.
Dapat kupastikan baru kali ini dia menyaksikan tubuh yeoja yang hampir polos ini.
Aku mengulum senyum, lalu mulai kembali dengan aksiku. Aku mencari pengait bra yang ada dipunggungku dan Taraaa
payudaraku terekspos begitu saja namun aku tidak berhenti disitu aku bahkan menarik turun celanaku. Dan dengan
tubuh telanjang aku tidur menyamping dengan satu tangan sebagai penompang kepalaku.
“ kalau dengan gaya seperti ini, apa bagus?”
Changmin menatapku dengan malu-malu
“ young-ah, ap....ap...apa kau yakin?”
“ changmin-ah......apa kau takut? Ehmmm kalau nanti kau sudah menjadi pelukis handal dan ada model yang memintamu
untuk melukis nude bagaimana? aku kan sudah disini, jadi belajarlah” bujukku. Iapun dengan ragu mengangguk
“ aku hanya tidak pernah melakukan hal ini” ucapnya
“ makanya belajar. Oh iya apa posisiku sudah bagus?” tanyaku lagi
“ ehmmm, jangan seperti itu. Kau...kau.....biasa saja” aku kembali duduk ditepi ranjang
“ kau yang seharusnya biasa saja changmin-ah”
“ baiklah. Ehmmm kau duduk bersila saja dan gunakan bantal untuk menutupi bagian sensitifmu”
“ seperti ini?” tanyaku mengikuti arahannya
“ nde, jangan bungkukkan badanmu, sedikit ditegakkan. Nah seperti itu, jangan bergerak ya” ucapnya seperti mulai
beradaptasi dengan tubuh telanjangku.
Lewat dari lima menit menahan posisi seperti ini, badanku agak pegal. Kulihat changmin sesekali menggeleng-gelengkan
kepala melihat kertasnya. Lalu ditariknya kertas tersebut dari clipboard diremas dan dibuangnya.
“ waeyo? Apa jelek?”
“ mian, hanya saja belum terbiasa. Tahan sebentar yah, aku akan menggambar lagi”
Kali ini sepertinya changmin sudah terbiasa melukis dengan tubuh telanjangku, tangannya bergerak dengan cepat diatas
kertas, mengambil kapas dan sesekali melongok kearahku. Aishhh badanku makin pegal apalagi harus menjaga ekspresi
wajah selama beberapa menit lamanya.
“ finally....” sahutnya dengan bernafas panjang setelah kurang lebih 40 menit bekerja keras.
“ apa sudah selesai? Aku mau lihat” pintaku tak sabar ingin melihat hasilnya. Changmin berjalan mendekatiku dan duduk
ditepi ranjang memperlihatkan karyanya kepadaku
“ oette??”
Aku mengamati sejenak hasil karyanya itu, harus kuakui bakatnya dibidang gambar memang hebat walaupun harus lebih
diasah lagi hingga hasilnya maksimal. Aku melirik changmin, aku tahu sejak tadi ia terus memandangi tubuh polosku, tapi
kubiarkan saja. Toh ini yang memang tujuanku.
“ rasanya terbayar duduk berlama-lama sambil telanjang kalau hasilnya seperti ini. Kau setuju?” kataku sambil
menolehkan wajah melihatnya yang sedang memperhatikanku tanpa tertutup sehelai benangpun dengan wajah
memerah. Aku menaruh kertas hasil gambar changmin ke lantai
“ hey, kau kenapa? Apa kau tidak pernah melihat yeoja telanjang sebelumnya?” ujarku dengan tersenyum nakal. Ia
mengangguk
“ aku hanya sering lihat di koleksi video milik joon” jawabnya sambil menggaruk kepalanya
“ tapi kau pernah memegang tubuh seorang yeoja kan?” tanyaku memancingnya, ia kembali menggeleng
“ lalu tadi apa rekasimu melihatku seperti ini?”
“ mollayo...tapi yang pasti shock” jawabnya gugup
“ ada pikiran macam-macam sewaktu kau menggambar tadi?” pancingku lagi
“ heoh??? Macam-macam apa?” tanyanya entah pura-pura pabo atau changmin yang terlalu polos. But who care, aku
malah penasaran dengan yang satu itu.
“ maksudnya seperti ini” ucapku seraya meraih tangannya dan meletakkannya di payudara kiriku. Terasa sekali
tangannya gemetaran memegang dadaku. Mulutnya menganga bebas seperti tak sanggup berkata apa-apa dan
mukanya tambah merah ketika aku membimbing tangannya untuk meremas-remas payudaraku
“ seperti itu.....min-ah. Remasnya pakai perasaan....jangan lupakan putingnya” dengan polos atau lagi-lagi pikiran pura-
pura pabo menggelayut dipikiranku. Changmin menuruti apa yang kuajarkan walau masih dengan tampang diam terbengong-bengong.
Setelah gemetarnya berkurang aku mulai merencanakan aksiku yang sesungguhnya. Kudekatkan wajahku ke wajahnya
hingga aku dapat merasakan hembusan nafasnya. Aku mengecup bibir seksinya tanganku meraih kacamata yang masih
bergelayut dihidungnya dan melepaskannya. Ku tempelkan bibirku dibibirnya lama, namun aneh dia belum bereaksi memagut bibirku. Hingga aku yang memulai memagutnya namun hasilnya nihil ia tetap tak membalas pagutanku.
“ min-ah, balas pagutan bibirku”
“ caranya?”
Aku tak tahu harus merasa kesal atau tertawa mendengar pertanyaannya. Harus kuakui kali ini changmin benar-benar
seorang namja polos yang tak pernah menyentuh yeoja manapun
“ ehmm, kau gerakan bibirmu seirama dengan bibirku. Arasso?” ia mengangguk, aku kembali memagut bibirnya, awalnya
irama pagutan kami selalu bertabrakan, changmin belum bisa mengimbangi permainan ciumanku. sampai lama-kelamaan
irama pagutan kami seirama. Kami saling berpagut mesra
“ sekarang buka mulutmu min-ah” bisikku dengan manja, lagi-lagi dia menurut, dengan agresif lidahku menjelajahi setiap
inchi mulutnya. Menjilati lidahnya mengajak ikut bermain sehingga pelan-pelan lidahnya mulai aktif mengimbangiku.
Tangannyapun tanpa ku bimbing lagi sudah menikmati payudaraku dengn lebih semangat. Setelah puas berciuman,
perlahan aku menarik bibirku. Liur tampak membasahi mulut kami berdua
“ itu tadi namanya french kiss, min-ah”
“ rasanya daebak young-ah”
“ kau mau lagi?” tawarku
“ apa boleh?”
Aigooo namja ini benar-benar membuatku gemas, aku ingin sekali menjahilinya lebih. Perlahan kubuka kaosnya dan juga
celananya
“ young-ah kau mau apa?” tanyanya panik saat melihatku berjongkok didepannya sambil melucuti celana dalamnya. Ia
terlihat malu saat aku memandangi senjatanya dan tangannya menutupi bagian yang menurutku sangat seksi itu.
“ aishhh min-ah tanganmu mengangguku” bentakku pelan seraya menyngkarkan tangan yang menutupi senjatanya itu
aku kembali memperhatikan benda panjang nan seksi itu, aku mengenggamnya dengan jari-jariku
“ dedeknya belum sempurna” ucapku mesum, ku kecup ujung juniornya dan memakai ujung lidahku untuk menggelitikinya.
Kemudian lidahku makin masuk menjalari seluruh permukaannya. Kubuat juniornya basah oleh liurku, bibirku lalu turun
lagi ke pangkalnya , twinballnya yang tergelayut tak sabar kucicipi. Beberapa saat mulutku meraup habis benda itu,
kuemut perlahan dan terus memijat twinballnya.
“ young-ah....aa....ahhh...geli...uhhh” desahnya bergetar. Kulihat ekspresinya meringis sambil membuka tutup matanya
selagi juniornya kumain-mainkan dimulutku. Aku merasakan benda itu mengeras dan bentuknya jadi bertambah besar
dari sebelumnya. Rupanya junior changmin sudah tak tahan lagi ingin mengeluarkan semua pelurunya. Aku semakin
intens memaju-mundurkan mulutku, changmin merintih menahan nikmat. Tanpa disadari pinggulnya juga bergerak maju
mundur. tak lama kemudian muncratlah cairan kental itu didalam mulutku. Jujur saja aku tak biasa dengan cairan itu dan
akupun memuntahkannya.
Aku merebahkan diri keranjang dan menarik tangannya agar berbaring menindihku.
“ apa tidak apa kau melakukan itu?” tanyanya, aku kembali mengulum senyum atas pertanyaan bodohnya. Namja macam
apa yang menanyakan hal seperti itu pada yeoja yang memang mengingankannya.
“ ehmm itu belum seberapa changmin-ah. Itu hanya pemanasan. Kau mau yang lebih dari itu?” ia menggeleng
“ ani aku takut” aku menangkup pipinya dan menolehkan agar wajahnya menghadap diriku
“ gwaenchana. Aku tidak apa-apa. Apa kau lelah? Mau susu??”
“ susu? Setahuku aku tidak punya susu di dapur”
Kali ini aku benar-benar tak bisa menahan tawaku, aku menutup mulutku. Shim Changmin kau benar-benar membuatku
ingin menerkammu. Kuraih dagunya dan menariknya menuju dadaku
“ maksudnya kau menyusu susu cap yoon minyoung. Min-ah” ujarku memberi isyarat padanya agar melumat payudaraku
“ boleh??”
“ jangan pernah tanyakan itu lagi, seluruh tubuhku milikmu min-ah”
Ia agak ragu untuk meremas payudara dan mengulum putingku, namun aku menarik kepalanya dan membenamkan
dipayudaraku
“ do it for me min-ah”
Aku mendesis dan tubuhku menegang merasakan perlahan mulut changmin beraksi dipayudaraku. Tangan kanannya ia
gunakan untuk meremas bongkahan payudaraku sebelah kanan sementara mulutnya mengulum puting payudara kiriku.
Begitu selanjunya bergantian.
Aku meraih tangannya yang meremas payudaraku dan menggiringnya ke Miss. V-ku
“ min-ah, masukan jarimu kedalamnya tapi pelan-pelan ne?” satu jarinya pelan-pelan memasuki liang kenikmatanku
melewati dinding yang bergerinjal-gerinjal
“ sekarang cari daging kecil yang....akhhhh” aku tak tahan mendesah sebelum selesai menjelaskan yang ditimbulkan changmin yang sudah terlebih dahulu menemukan benda itu dan mengusap-ngusapnya.
“ young-ah apa sakit?”
“ ani, akhhh itu namanya klitoris min-ah. Itu daerah sensitif seorang yeoja”
“ apa semua yeoja daerah sensitifnya disini?” tanyanya sambil terus mengelus klitorisku
“ akhhh....min...akhhhh mungkin aku juga tak tahu” aku menggelinjang nikmat dengan nafas makin memburu.
Tangannya makin aktif mengusap daerah kenikmatanku, mulutnyapun beraksi dengan mengulum putingku
“ Oohhhh....yess....min-ah....Like it. Moreeee.....” desahku sesekali menginggit bibir bawah. Aku menarik keluar jarinya
yang sudah mulai berani menusuk. Jarinya basah oleh cairan kewanitaanku.
Aku menyuruhnya berbaring lalu aku naik diatasnya, aku memeluknya erat dan kembali berpagutan, sambil berciuman
tangannya menjalar turun mengelus punggungku dan meremas bokongku. Nafas kami sudah demikian memburu, akupun
tak mau kalah, aku menciumi lehernya dan turun kedadanya, sesekali aku mengulum puting, menggigitnya dan menjilati
dadanya
“ young-ah......nappeun yeoja” rasanya lucu melakukan hal ini pada seorang namja bernama shim changmin. Aalnya aku
memang ingin menjahilinya namun aku merasakan hal yang berbeda aku mungkin menyukai dirinya. Sehingga aku rela
menanggalkan keperawananku demi dia.
Sesaat kemudian aku meraih juniornya dan mulai mengarahkannya ke Miss.V-ku
“ young-ah....andweeee. kau nanti hamil”
“ kau tahu kalau melakukan ini akan hamil?”
“ aku diajarkan oleh oemmaku kalau punya namja dimasukkan kedalam punya yeoja maka si yeoja bisa hamil, maka dari
itu oemma menyuruhku jangan memasukkan “ini” kedalam punya yeoja” aku kembali harus menahan tawa, namja ini.
Aigoooo jinjja paboya, ah ani bukan pabo tapi polos.
“ gwaenchana min-ah. Aku tidak akan hamil, aku sedang tidak dalam masa subur. Akan kubuat kau sebentar lagi menjadi
pria dewasa” ucapku
Pelan-pelan aku menurunkan tubuhku hingga benda panjang itu melesak kedalam rahimku, diiringi desahan kami. Kami
sama-sama meringis walaupun aku bisa dikatakan berpengalaman dalam urusan bercinta namun aku belum pernah
melakukan sejauh ini dengan namja manapun. Paling ekstrim aku hanya melakukan petting saja.
Setelah masuk setengahnya aku langsung menduduki juniornya dan
Jlebb
Amblaslah benda itu seluruhnya ke dalam rahimku
“ akhhhh.......” aku merasakan sakit yang luar biasa namun ada rasa nikmat didalamnya
“ young-ah gwaenchana? Apa sakit? Jangan diteruskan”ucapnya sambil ingin beranjak berdiri, aku mendorong tubuhnya
agar tetap berbaring. Kini aku mulai beradaptasi dengan junior changmin dalam tubuhku, kami berdua mendesah
panjang. Aku mulai menggoyangkan pinggulku pelan-pelan
“ ohhh....” aku mendesah. Aku tak menyangka kalau ini rasanya bercinta yang sesungguhnya
“ Ahhhh, young-ah....” desah changmin juga. Sesekali aku menahan jeritan kecil saat hentakannya terlalu kencang atau
mengenai G-Spotku. Tanpa mengurangi frekuensi goyangan aku menunduk melumat bibir changmin. Akhirnya ketika
gelombang orgasme menerpa yang terdengar hanya erangan tertahan dengan refleks aku menekan Miss V-ku hingga
junior changmin itu tertancap maksimal.
Tubuhku melemas diatas tubuh changmin dengan junior changmin masih menancap di Miss V-ku. Dibelainya rambut dan
punggungku lembut
“ young-ah, kenapa kau mau melakukannya denganku?” tanya changmin
Aku menggeleng “ molla, aku hanya ingin”
“ kau menyukaiku?” tanyanya lagi, matanya yang selama ini tertutup kacamata menatap mataku tajam. Changmin seperti
bukan dirinya, ia seperti berubah menjadi orang lain
“ mungkin” jawabku asal
“ kalau begitu, kita coba gaya lain. Kata lee joon ada gaya bagus”
“Jadi kau sebenarnya itu tahu atau pura-pura tidak tahu” tanyaku menyelidik
“ aku hanya mengingat foto yang disimpan lee joon. Gayanya itu seperti ini” changmin menunggingkan tubuhnya,
ternyata ia memang beneran polos, masa dia yang menungging seharusnya kan yang ada diposisi itu aku. Namja pabo!
Aku bertumpu dengan kedua tangan dan lututku, aku menunggingkan pinggul seakan menantangnya memperlihatkan
kemaluanku yang merah.
“ seharusnya aku yang berada dalam posisi seperti ini, sekarang lekas kau masukkan punyamu”
“ kemana?”
“ aigooo shim changmin!!!!” sebelum amarahku memuncak changmin menempelkan juniornya pada bukit kemaluanku.
Dengan hati-hati ia membenamkannya sedikit demi sedikit
“ oohh...yeah....”
Ronde keduapun dimulai, tubuh kami saling memacu dalam posisi doggy style. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya,
tangan changmin memijat payudaraku yang bergelayutan seiring dengan gerakan tubuh kami.
Aku melepas juniornya lalu berganti posisi lagi. Aku terlentang ditengah ranjang membuka lebar kakiku sementara
changmin berlutut diantara kedua pahaku. Sekarang changmin sudah bisa memegang kendali tanpa arahan atau
pertanyaan bodoh. Kedua betisku dinaikkan kepundaknya. Tangannya turut aktif menjelajahi tubuhku. Yang bisa
kulakukan hanyalah mendesah menikmati kedewasaan seorang shim changmin.
aku lalu menurunkan kedua betisku kelehernya, mengisyaratkan agar dia maju menindihku. Kami hanyut dalam
kenikmatan. Sambil terus menggumuliku, dia mencium bibir, pipi, telinga dan leher
Kami sama-sama mengerang panjang saat merasakan nikmat bersama, erangan panjang itu sebagai pelampiasan segala
perasaan yang ada dalam diriku. Disaat bersamaan pula changmin menyemburkan maninya yang kental kerahimku
“ oughhh” lenguhannya mengakhiri permainan ini. Kami berciuman dalam pelukan menikmati sisa kenikmatan hingga akhirnya terkulai lemas sambil berpelukan. Mata kami saling menatap satu sama lain
“ young-ah, apa aku salah jika aku mengatakan bahwa aku mencintaimu setelah aku meregut mahkotamu?”
Aku tersenyum lalu menggeleng, tanganku mencubit kecil hidung mancungnya
“ aku mencintaimu shim changmin”
“ sarangheyo yoon minyoung”
Niat pertama ku menggoda changmin malah berujung pada pernikahan, 2 tahun berlalu sangat cepat. Setelah melukisku
secara nude dan melakukan hal “itu” changmin berubah menjadi namja yang pintar bergaul. Dan kekuperannya sudah
hilang, kacamatanya yang tebal berganti dengan lensa kontak.
Changmin berubah manjadi namja yang super duper keren dengan keahliannya menggambar, bahkan sekarang ia
bekerja di suatu perusahaan film sebagai desain animasi. Dan akupun sudah bekerja di Rumah sakit sebagai asisten
terapis.
“ minyoung-ah..” aku tersadar dari lamunanku, kutatap wajah changmin yang berada dihadapanku
“ Yoon Minyoung, bersediakah kau menjadi pendamping hidupku. Menemaniku dalam suka maupun duka sampai maut
memisahkan kita” aku mengangguk
“ yes i do”
“ dengan ini saya ucapkan bahwa saudara Shim Changmin telah resmi menjadi suami dari saudari Yoon Minyoung” ucap
penghulu yang meresmikan pernikahan kami. Aku melirik cincin yeng melingkari jari manisku, changmin menarik daguku
dan mencium bibirku lembut
“ Mrs. Shim Minyoung, maukah kau menjadi model nudeku setiap hari?” tanya changmin dengan wajah mesumnya
“ aigooo, shim changmin kenapa kau jadi pervert begini sih?”
“ ini kan karenamu” jawabnya enteng lalu kembali menciumku
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar